Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR @ BBM: Petunjuk Petunjuk Untuk Kesempurnaan 1 - page 62

"PETUNJUK-PETUNJUK UNTUK  KESEMPURNAAN" (1)

“Di masukkannya malam kepada siang, siang kepada malam, didatangkannya yang hidup daripada yang mati, yang mati daripada yang hidup. Diberinya rezeki siapa yang dikehendakinya dengan tiada terhitung" 

                                 (AL QUR'AN ALI 'IMRAN  ayat 27)


      Malam ada pada kita dan siang pun ada pada kita. Begitu juga yang hidup ada pada kita dan yang mati pun ada pada kita. 

      Bagiku adalah malam yang dimaksud ialah badan dan siang ialah Diri atau yang hidup ialah Diri dan yang mati ialah badan

      Maka adalah orang yang diberi Tuhan rezeki yang tak terhitung banyaknya ialah yang dikehendakinya iaitu yang dapat mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan sebaliknya yang mati dari yang hidup, begitu pun pula yang pandai memasukkan siang kepada malam dan malam kepada siang.

      Pada permulaan ada Sabda dan Sabda ada pada Tuhan. Ini pada permulaan dan pada Tuhan. Semua benda dijadikan olehnya dan tidak dengan ini tidak ada benda yang terjadi dapat terjadi. Di dalamnya ada nyawa dan nyawa ialah Cahaya manusia dan menyinar dalam gelap dan si gelap tidak mengerti. Inilah cahaya yang sebenarnya, yang menyinari tiap-tiap orang yang datang ke dalam dunia. Dia ada di dalam dunia dan Dunia dijadikan olehnya dan Dunia tidak mengenal Dia.


                                              Injil Johannes fasal 1 ayat : 
                                                      1,2,3,4,5,9 dan 10.


      Dia menyinar dalam gelap dan si gelap tidak mengerti. . . . . . . . Dialah cahaya yang sebenarnya yang menyinari tiap-tiap orang yang datang ke dalam Dunia. 

      Dia ada di dalam Dunia dan Dunia dijadikan olehnya dan Dunia tidak mengenal Dia.

      Si Terang menerangi si gelap dan si gelap tidak mengerti. Terang dan gelap, siang dan malam, hidup dan mati bagiku sama, iaitu:

                 Gelap = malam – mati – badan.
             Terang = siang – hidup – diri.


Burung ada di dalam sangkar, sangkar dibuat untuk burung dan sangkar tak mengenal burung.


  Untuk dapat memasukkan malam kepada siang dan siang kepada malam dan mengeluarkan yang hidup daripada yang mati dan yang mati daripada yang hidup, hendaklah terlebih dahulu dapat kita memahami akan tujuan atau maksud arti kata yang sebenarnya dari siang dan malam dan hidup dan mati itu.

     Secara ilmiah kita harus mengadakan pemisahan antara badan dan diri. Bagiku adalah Diri itu berdiri dengan sendirinyaAlirannya meliputi keseluruhannya apa yang ada pada kita dan adalah yang dinamakan badan itu menjadi kepunyaannya

     Kalau kita mahu mengambil perbandingan keluar, maka perhatikan lah kabel listrik dan pelajarilah mana yang stroom dan mana yang kawat. Dan adakah batas antara stroom dan kawat? Tidak? Kalau tidak kenapa kalau kita pegang kawatnya bahagian luar, stroom tidak menjalar pada kita? 

      Adalah keadaan stroom dan kawat itu jauh tak berantara dan dekat tak berbatas.

      Alirannya terbatas pada kulit di luar.

     Begitu pulalah diri kita di dalam menaliri seluruh isi batang tubuh di dalam dan di luar berbataskan bulu dan kulit. 

Dia adalah si Terang yang menyinari alam sekelilingnya. Juga adalah Dia si Siang yang letaknya di dalam batang tubuh kita. Si Terang dan si Siang itu adalah dia yang Hidup yang alirannya menaliri batang tubuh kita di dalam. Jadi adalah si Terang – Siang – Hidup letaknya dan tempatnya bagi kita di dalam.

      Dan adalah Dia itu Diri yang menyinari alam kita di dalam.

     Untuk mengeluarkan yang hidup daripada yang mati atau memasukkan malam kepada siang dan sebaliknya, mengeluarkan yang mati daripada yang hidup atau memasukkan siang kepada malam, menghendaki si Diri sanggup menembus dinding sendiri atau menembus bulu dan kulit yang sebagai batas untuk keluar.

      Menembus dinding sendiri, berarti menembus alam sendiri (badan), berarti menembus bulu dan kulit kita. 

      Penembusan bulu dan kulit berarti kita telah menemui jalan, iaitu jalan diri sendiri dan perkenalan kita dengannya, memperkenalkan diri sendiri kepada kita dengannya pula kita dapat menemui diri sendiri. 

      Kalau jalannya telah ditemui, maka tidaklah sulit untuk mengenalnya dengan arti yang sebenarnya dan apalagi kalau kita telah dapat menemuinya.


.

No comments:

Post a Comment